Al-Amanah & Al-Quwwah

Nama diberi Ahmad Mustapha Bin Ab Azais Berasal drpd Kelantan,Bandaraya Islam Belajar di UNISEL,Bestari Jaya.berpindah ke UNISEL SHAH ALAM Jurusan Degree Accounting.Ditaklifkan Bendahari GAMIS 11/12,Presiden Persatuan Pembangunan Insan Unisel Shah Alam 11/12,Mantan Presiden P.A.K.U 1011.Merupakan Mantan Presiden i Rakan 09/10. ("Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang berjiwa BESAR dan di belakangnya pengikut-pengikut yang juga berjiwa BESAR")

Syajaratul Iman (Pohon Keimanan)

Kirim Print
Sajaratul Iman
Pohon Keimanan
Keimanan yang kokoh menjadi perisai bagi setiap kader dakwah. Dan hal ini hendaknya menjadi sebuah kelaziman. Sehingga keimanan itu betul-betul bak perisai kuat untuk menahan lajunya serangan musuh yang senantiasa datang silih berganti. Perisai ini wajib selalu berada di tangan aktivis dakwah. Ia tak boleh lepas sekejappun apalagi hilang tak berketentuan arah. Keimanan yang diumpamakan perisai itu berawal dari kekuatan tauhid yang tertanam dalam sanubarinya. Tauhid yang kuat dan bersih dari berbagai penyimpangnya. Ia diasaskan dari kalimat yang baik (kalimatun thayyibah) yang terikat dalam jiwanya. Kalimat yang baik dari kekuatan tauhid ini lantaran persaksian dan komitmen loyalitasnya pada Sang Maha Perkasa. Hingga kalimat itu Allah SWT. umpamakan seperti pohon yang baik. ‘Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. 14: 24 – 25). Pohon ini tiada duanya di muka bumi ini. Ia tumbuh subur dan berkembang pesat dan mampu melawan serangan hama dan penyakit. Sehingga ia menghasilkan buah yang tak pernah henti. Malah menumbuhkan pohon-pohon lainnya. Itulah pohon keimanan.
Disebut Syajaratul Iman (Pohon Keimanan) lantaran keimanan yang kokoh laksana sebuah pohon yang selalu memberikan manfaat yang amat banyak. Buahnya dapat dikonsumsi oleh setiap makhluk yang menginginkannya. Dahannya dapat menjadi sarang serta tempat bertengger burung-burung. Daunnya yang lebat menjadi tempat berteduh musafir yang lewat dan akarnya menyimpan persediaan air untuk bumi yang tandus. Inilah pohon keimanan yang dijelaskan oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Beliau mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah SWT. menyerupakan pohon iman yang bersemi dalam hati dengan pohon yang baik. Akarnya menghunjam ke bumi dengan kokoh dan cabangnya menjulang tinggi ke langit. Pohon itu terus menerus mengeluarkan buah setiap musim. Jika engkau renungkan perumpamaan ini tentulah engkau menjumpainya cocok dengan pohon iman yang telah mengakar kokoh ke dalam di dalam hatinya. Sedang cabangnya berupa amal-amal shalih yang menjulang ke langit. Pohon itu terus menerus mengeluarkan hasilnya berupa amal shalih di setiap saat menurut kadar kekokohannya di dalam hati. Kecintaan, keikhlasan dalam beramal, pengetahuan tentang hakikat serta penjagaan hati terhadap hak-haknya’.
Diantara para ulama penafsir Qur’an mereka berpandangan bahwa yang dimaksud dengan pohon yang baik itu adalah pohon kurma. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits riwayat Ibnu Umar RA. Dalam kitab shahih. Ar Rabi’ Ibnu Anas mengatakan bahwa orang mukmin itu pokok amalnya menghunjam ke bumi sedang buah amalnya menuju langit lantaran keikhlasannya dalam beramal. Ibnul Qayyim mengatakan, ‘Tidak ada perbedaan diantara ke dua pendapat itu karena makna yang dimaksud tamsil ini adalah sosok orang mukmin sejati. Sedang pohon kurma adalah sebagai gambaran yang menyerupainya dan dari diri orang mukminlah sebagai sosok yang diserupakannya’.
Pohon-pohon keimanan ini tumbuh dan berkembang bahkan menumbuhkan pohon lainnya. Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid dalam kitabnya Ar Raqa’iq menggambarkan bahwa pohon-pohon itu bak laksana kumpulan tanaman taman nan indah. Setiap orang yang melihat pasti ingin berteduh didalamnya. Setiap melihat buah mesti tangan ingin menjamahnya. Pokoknya taman itu amat menarik hati. Pohon-pohon yang tumbuh di taman nan menawan itu adalah:
1. Syajaratut Tha’ah (Pohon Ketaatan)
Dari tempat kamu berteduh di bawah pohon iman itu kamu dapat mencium aroma wewangian bunga yang semerbak di dekatnya. Itu bersumber dari sebuah pohon yang disebut sajaratut tha’ah, yakni pohon ketaatan. Ia menjadi saksi terhadap keridhaan Allah saat dilimpahkan di hari turunnya ayat berikut:
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (QS. 48:18)
Orang yang berteduh di masa sekarang akan senantiasa mendapatkan ketenangan hati dan tidak mudah goyah karena faktor terhalangnya mendapatkan sesuatu atau tertinggal olehnya. Ia tetap tabah menunggu kemenangan yang akan diraihnya. Ia juga berada dalam arus gerakan Islam untuk selalu menunaikan tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Ia setia dengan beban yang terpikul di pundaknya. Dengan sikap itu ia mampu meruntuhkan mercusuar kesesatan. Sedang ia telah menyatakan janji setia kepada Islam untuk mati sebagai tebusannya. Pohon ketaatan ini bersumber pada akar pengabdian yang utuh pada Sang Maha Pencipta. Sudah semestinya pohon ketaatan itu tumbuh subur di hati kader dakwah.
2. Syajaratut Tirhab (Pohon Penyambutan)
Pohon ini dinamakan pohon penyambutan. Ini untuk menyambut mereka-mereka yang sedang berjuang untuk mempertaruhkan hidupnya agar meraih kemuliaan di sisi Rabbnya. Jika Allah memilih untuk menimpakan musibah kepadamu sebagai jalan untuk meraih anugerah keridhaan-Nya. Dan kamupun mengalami cobaan berat hingga memaksamu berlindung di bawah syajaratut Tirhab, pohon penyambutan. Ini dilakukan untuk mencari ketenangan di bawah naungannya seraya menggerakkan pokoknya agar melimpahkan sebahagian dari berkahnya kepadamu. Dan engkau melakukan sikap sebagaimana yang dilakukan ibunda Maryam AS. Ketika bumi terasa sempit olehnya. Maka terdengarlah suara yang menyeru kepadanya:
“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (QS. 19: 25 – 26).
Maka engkau mendapat makan dari buahnya yang telah masak dengan rasa puas tanpa berlebihan. Di sana engkau beroleh minuman yang segar dari sungai kecil yang mengalir di hadapanmu dengan mencidukkan kedua tanganmu kepadanya tanpa harus bersusah payah. Pohon ini berdiri pada pokoknya yakni kecintaan untuk menghariba kepada Rabbul Izzati. Dengan penuh ketaqwaan dan keyakinan akan perjumpaannya. Bagi seorang kader dakwah mendekatkan diri untuk menghariba kepada Allah SWT. menjadi keharusan. Agar ia senantiasa dalam kondisinya yang prima. Tidak lapar dan tidak pula kehausan. Ia dapat memenuhi hak dan kebutuhan hidupnya dalam memperjuangkan ajaran-Nya.
3. Syajaratul Wafa’ (Pohon Kesetiaan)
Kesetiaan adalah tanda kecintaan. Dan kecintaan merupakan prasyarat dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan kecintaannya. Nabi Muhammad SAW. mempunyai tanaman sendiri sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits, bahwa banyak pohon yang menyaksikan beberapa peristiwa dari perjalanan hidupnya yang mulia. Sebagai isyarat yang menunjukkan adanya hubungan ini. Terkadang sebagai gambaran untuk menyadarkan orang yang lalai. Diantaranya adalah syajaratul wafa’, pohon kesetiaan. Sebagai tanda adanya komunikasi di antara ruh-ruh yang selalu ingat. Pohon ini dapat mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada yang berhak menerimanya serta mengakui kebaikan yang diberikannya.
Ia adalah batang pohon kurma yang merintih saat ditingalkan. Jabir bin Abdullah RA. meriwayatkan, ‘Dahulu ada sebatang pohon kurma yang digunakan oleh Nabi SAW. untuk pijakan tempat berdirinya. Setelah dibuatkan mimbar untuk Nabi, kami mendengar dari batang kurma itu suara rintihan seperti rintihan unta yang sedang hamil besar. Hingga Nabi SAW. turun dari mimbarnya lalu meletakkan tangannya pada batang itu barulah batang pohon itu diam’.
Batang pohon itu mengeluarkan suara rintihan seperti rintihan unta betina hamil besar. Peristiwa ini merupakan salah satu mukjizat Nabi SAW. Sebatang pohon yang diberikan penghormatan kepadanya lalu ia membalasnya. Manakala ditinggalkan ia merasa sedih sehingga kesedihannya itu melahirkan suara rintihan. Sekarang tiada seorangpun diantara kita melainkan di rumahnya terdapat kitab hadits. Seakan-akan Nabi SAW. berdiri di hadapannya mengajarkan urusan agama dan mengajarinya hukum-hukum syariat Islam. Maka sudah selayaknya bagi manusia seperti kita berterima kasih dan membalasinya dengan ketaatan dan kesetiaan pada ajaran yang dibawanya. Kita telah mendapatkan pelajaran yang amat bagus dari sebatang pohon kurma. Maka kita sebenarnya yang amat patut melakukan hal itu dan menterjemahkannya dalam sikap kita terhadap dakwah dan ajaran ini. Sepatutnya kita pun para kader dakwah merintih karena tidak dapat berbuat banyak untuk memberikan kontribusi pada dakwah ini sebagaimana orang-orang yang disebutkan Allah SWT. dalam kitab-Nya. “Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan”. (QS. 9:92).
4. Syajaratut Tsabat (Pohon Keteguhan)
Keteguhan menjadi hal yang amat urgen dalam mengemban amanah mulia. Karena godaan dan rintangan akan selalu dating silih berganti. Karena itu bagi aktivis dakwah ia amat memerlukan pohon keteguhan. Engkau dapat berlindung dibawahnya di hari manusia berpecah belah karena kecenderungannya yang berbeda-beda. Engkau mencari selamat dengan meninggalkan semua golongan yang berpecah belah itu. ‘Sekalipun engkau harus menggigit akar pohon (yakni berpegang teguh pada prinsip meskipun hidup menderita)’. Oleh karena itu berlindunglah pada pohon keteguhan ini untuk menggeraskan gigitannya. Seandainya engkau bayangkan keadaan yang sebenarnya tentulah hatimu menjadi ragu dan bergetar penuh kecemasan. Antara perasaan takut bila pegangannya mengendur lalu terbawa arus dan harapan untuk tetap bertahan demi mencapai keselamatan.
Akan tetapi sari pati cairan yang dikeluarkan oleh pohon itu membuat kamu segar karena mendapat minuman darinya. Sedang manusia saat itu menjulurkan lidahnya karena kehausan. Tenggorokanmu basah lagi sejuk, sehingga menambah keras gigitanmu terhadapnya, seakan-akan kamu menghisap keteguhan dan kekokohan darinya bagaikan bayi lapar yang sedang menyusu. Pohon keteguhan ini juga menjadi alat Bantu untuk menghadapi cobaan dan ujian komitmen dari berbagai rayuan dunia yang memikat. Dari pohon itu kader dakwah tidak akan goyah karena daya tarik material duniawi yang fana. Ia tidak seperti orang-orang yang lalai dari kesetiaannya karena tergoda oleh ikan-ikan yang bermunculan pada saat mereka harus menunaikan komitmen itu. “Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada disekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik”. (QS. 7:163).
5. Syajaratul Unsi (Pohon Penghibur)
Pohon ini menjadi penghiburmu di saat kamu sendirian dan kelembabannya meringankan (membasahi) keringnya kesalahanmu. Pohon ini ditanam oleh Nabi SAW. Saat beliau melalui dua kuburan yang sedang diadzab. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Nabi SAW. ‘Beliau mengambil sebatang pelepah kurma yang masih basah. Dan membelahnya menjadi dua bagian lalu menancapkan kepada masing-masing dari kedua kuburan itu satu bagian. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu?’. Rasulullah SAW. menjawab, ‘Mudah-mudahan adzab diringankan dari keduanya selama kedua pelepah ini belum mengering’.
Buraidah Al Aslami RA. memahami hal ini sebagai tuntutan yang dianjurkan. Oleh karena itu ia berwasiat agar ditancapkan di atas kuburannya nanti dua batang pelepah kurma. Orang-orang pun mengikuti jejaknya dalam hal ini. Ada kalanya kita tidak dapat terlepas dari dosa-dosa kecil yang mencemari keikhlasan amal kita atau dari keterpaksaan mengejar sisa-sisa yang ada di tangan ahli dunia dari harta yang memperdayakannya. Yang biasa dibarengi dengan begadang yang merusak kesehatan dan dirundung oleh kegelisahan yang membuat diri kita tidak dapat tidur. Sehingga tubuh ini menjadi lemah untuk persiapan kerja di pagi hari. Barang kali dengan meluangkan waktu sejenak untuk berteduh di bawah pohon ini agar dapat meringankan beban hidupmu. Tentu hiburan bagi aktivis dakwah bukanlah dengan lantunan nasyid-nasyid dengan iringan bunyi musiknya atau juga bukan dengan tontonan yang melalaikannya. Akan tetapi hiburannya melalui dengan mengenang sejarah kehidupan umat terdahulu yang diabadikan kebaikannya serta mengingat akan janji balasan yang akan diberikan Allah SWT. pada orang-orang yang beriman. Sehingga dapat menggambarkan kenangan indah di hatinya akan kehidupan orang-orang yang telah berada di negeri cahaya yang penuh berkah.
6. Syajaratul Mufashalah (Pohon Pemisahan)
Pohon pemisahan ini menjadi saksi tentang sempurnanya akan kebersihan sarana yang digunakan oleh seorang muslim dalam mencapai tujuannya yang bersih. Demikian itu terjadi ketika ada seorang musyrik yang ingin bergabung memberikan bala bantuan kepada pasukan kaum muslimin dalam perjalanannya menuju medan perang Badar. Orang musyrik itu memberikan bala bantuan atas dasar fanatisme golongan untuk membela kaumnya. Ketika pasukan kaum muslimin sampai di sebuah pohon besar yang menjadi rambu jalan sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat ‘Aisyah RA. Lalu orang musyrik itu hendak bergabung. Maka Nabi menoleh kepadanya dan mengatakan, ‘Kembalilah kamu, aku tidak meminta bantuan dari orang musyrik’.
Maka ketetapan ini terus berlaku sebagai prinsip yang tidak pernah ada pengecualiannya. Kecuali hanya dalam kejadian-kejadian yang terbatas dan langka. Oleh karena itu prinsip ini tetap menjadi pijakan dalam amal dakwah kita agar tidak mengemis meminta-minta balas bantuan dari orang yang memusuhi dakwah. Apalagi potensi yang dimiliki umat masih melimpah ruah untuk didayagunakan.
7. Syajaratul Istighfar (Pohon Meminta Ampunan)
Pohon istighfar berupa pohon anggur yang banyak buahnya. Apabila ada seorang tamu yang mampir ke rumah pemiliknya maka ia akan memetik setangkai buah itu lalu disodorkan kepadanya untuk mencicipinya. Setelah itu tentu sesorang yang bertandang itu akan merasakan kepuasan yang teramat sangat. Kemudian pada hari yang lain. Isteri pemilik kebun anggur itu mengatakan kepada suaminya. ‘Cara seperti itu tidak etis kepada tamu, sebaiknya engkau ikut memakan separuh jamuanmu guna menyenangkan hatinya dan sekaligus sebagai pernghormatan padanya’. Suaminnya menjawab, besok aku akan lakukan hal itu. Keesokan harinya, setelah tamunya memakan separuh hidangan yang disajikan kepadanya. Lalu lelaki pemilik kebun itu ikut serta memakannya. Tatkala ia mencicipinya terasa anggur itu masam dan tidak enak untuk dimakannya. Ia pun meludahkannya dan mengernyitkan kedua alisnya keheranan atas kesabaran tamunya yang mau merasakan buah seperti itu. Namun tamu itupun menjawabnya. ‘Sesungguhnya aku telah memakan buah ini dari tanganmu sebelumnya selama beberapa hari dengan rasa manis tetapi sekarang ini aku tidak suka memperlihatkan kepadamu rasa tidak enak pada buah ini sehingga membuatmu menyesali pemberianmu yang lalu’.
Apa yang disebutkan di atas ini bukanlah kisah ngawur melainkan sebagai tamsil perumpamaan yyang dibuat untuk para dai yang mengusung dakwah ini. Karena itu dengarkanlah baik-baik. Hal ini merupakan ungkapan kisah yang dijabarkan kepadamu untuk mendekatkan kepahamanmu kepadanya agar mudah kamu cerna.
Tidak seorangpun di antara orang-orang yang ada disekitarmu yang terpelihara dari kesalahan dan benar selalu adanya. Oleh karena itu jika ada saudaramu yang berbuat kekeliruan maka janganlah kekeliruannya itu mendorongmu untuk mendiamkannya tidak mau bergaul lagi dengannya. Tidak sabar terhadapnya atau mendiskriditkannya. Bahkan jangan pula kamu mencelanya melainkan bersabarlah kepadanya. Dan tahanlah emosimu. Dan kamu harus memaafkannya dalam hatimu karena mengingat kebaikannya yang terdahulu dan perilakunya yang baik dan penghormatannya kepadamu. Karena barangkali dia dapat membantumu untuk bertaubat atau menolongmu saat kamu belajar sebagai pelayan pendamping atau teman begadangmu atau dia mengajarkan kepadamu suatu bidang pengetahuan yang diajarkan Allah kepadanya dan hal-hal baru yang belum kamu ketahui.
8. Syajaratuz Zuhud (Pohon Zuhud)
Jika engkau telah beroleh faedah dan menebarkan keadilan maka sudah saatnya bagimu untuk membaringkan diri di bawah sebuah pohon yang ramping lagi banyak buahnya dan bunganya. Keindahannya memukau pandangan orang yang melihatnya dan membuat orang yang menikmati keindahannya berdecak kagum karena selera penanamnya begitu tinggi.
Itulah pohon zuhud. Yaitu pohon yang bersemi di dalam hati. Jenisnya lain dari yang lain. Belum pernah ada seorang pun yang menanam hal yang semisal itu sehingga terlihat sangat indah. Penanamannya menggambarkan pohon itu bagai syair berikut:
Zuhud telah menanamkan pohon dalam kalbuku
Sesudah membersihkannya dari bebatuan dengan susah payah
Dia menyiraminya sesudah menancapkannya ke bumi dengan air mata yang dialirkan
Manakala di melihat burung-burung perusak tanaman terbang mengelilingi pagarnya
Dia mengusirnya
Aku tidur di bawah naungan yang rindang dengan hati yang senang
Dan mengusir semua yang mengganggunya
Kemudian aku berjanji setia kepada Tuhanku
Seperti itulah Bai’atur Ridwan dilakukan di bawah pohon untuk memberikan janji setia. Rasakanlah kamu menjadi salah seorang diantara mereka yang melakukan hal itu. Dan kamu bersama di tengah-tengah mereka. Dirimu dipenuhi oleh semangat bai’at janji setia sampai mati di jalan Allah SWT. demi membela ajaran ini tegak di muka bumi.
9. Syajaratul Hilm (Pohon Penyantun)
Imam Hasan Al Banna telah memahami seni menanam pohon keimanan ini. Karena itu ia menanamkan kepada kita pohon Kesantunan. Beliau menggambarkannya sebagai berikut: ‘Jadilah kamu seperti pohon yang berbuah. Manusia melemparinya dengan batu sedang ia melempari mereka dengan buahnya’.
Sesungguhnya ia telah memberikan gambaran yang baik dan masukan yang berfaedah. Karena sesungguhnya kebanyakan manusia cepat cenderung kepada kejahilan sehingga mendorong mereka untuk mendustakan para da’i dan menyakiti mereka dengan cara batil. Seandainya seorang da’i bersikap jahil seperti orang jahil itu dan membalas keburukan dengan keburukan semisal, niscaya akan lenyap dan pudarlah nilai-nilai kebajikan itu. Sebenarnya sikap yang harus diambil seorang da’i adalah berlapang dada, mengharapkan pahala Allah dan memohon ampunan bagi kaum yang tidak mengerti itu.
Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid menandaskan bahwa pohon keimanan itu mesti diberi pupuk dan disiraminya disetiap waktu. Dirawatnya dengan baik agar tidak dimakan hewan yang mendatanginya atau dihinggapi hama penyakit. Ia pun perlu diselamatkan dari tangan jahil manusia yang sering usil untuk memetik buahnya sebelum masanya. Ia perlu penjaganan yang ekstra agar pohon-pohon itu memberikan buahnya bagi dakwah ini. Itulah Tsamaratud Da’wah (Buah Dakwah). Yakni kader-kader dakwah yang militan yang menyediakan dirinya untuk melayani dakwah ini dan berkhidmat terus demi tegaknya ajaran ini. Bila pertumbuhan kader ini terus tumbuh dari berbagai segmen dan usia secara seimbang maka dakwah ini akan mengalami tingkat produktifitas yang amat tinggi. Intajiyatud Da’wah (Produktivitas Dakwah). Dengan begitu mewujudkan misi utama dakwah ini untuk mencapai perubahan nilai dan norma akan semakin terrealisir. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. 21:107). Dan peranglah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. 8:39).

pohonKeimanan yang kokoh menjadi perisai bagi setiap kader dakwah. Dan hal ini hendaknya menjadi sebuah kelaziman. Sehingga keimanan itu betul-betul bak perisai kuat untuk menahan lajunya serangan musuh yang senantiasa datang silih berganti. Perisai ini wajib selalu berada di tangan aktivis dakwah. Ia tak boleh lepas sekejappun apalagi hilang tak berketentuan arah. Keimanan yang diumpamakan perisai itu berawal dari kekuatan tauhid yang tertanam dalam sanubarinya. Tauhid yang kuat dan bersih dari berbagai penyimpangannya. Ia diasaskan dari kalimat yang baik (kalimatun thayyibah) yang terikat dalam jiwanya. Kalimat yang baik dari kekuatan tauhid ini lantaran persaksian dan komitmen loyalitasnya pada Sang Maha Perkasa. Hingga kalimat itu, Allah SWT umpamakan seperti pohon yang baik.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ . تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (Ibrahim: 24 – 25).

Pohon ini tiada duanya di muka bumi ini. Ia tumbuh subur dan berkembang pesat dan mampu melawan serangan hama dan penyakit. Sehingga ia menghasilkan buah yang tak pernah henti. Malah menumbuhkan pohon-pohon lainnya. Itulah pohon keimanan.

Disebut Syajaratul Iman (Pohon Keimanan) lantaran keimanan yang kokoh laksana sebuah pohon yang selalu memberikan manfaat yang amat banyak;

- Buahnya dapat dikonsumsi oleh setiap makhluk yang menginginkannya.

- Dahannya dapat menjadi sarang serta tempat bertengger burung-burung.

- Daunnya yang lebat menjadi tempat berteduh musafir yang lewat.

- Akarnya menyimpan persediaan air untuk bumi yang tandus.

Inilah pohon keimanan yang dijelaskan oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Beliau mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah SWT. menyerupakan pohon iman yang bersemi dalam hati dengan pohon yang baik. Akarnya menghunjam ke bumi dengan kokoh dan cabangnya menjulang tinggi ke langit. Pohon itu terus menerus mengeluarkan buah setiap musim. Jika engkau renungkan perumpamaan ini tentulah engkau menjumpainya cocok dengan pohon iman yang telah mengakar kokoh ke dalam dan di dalam hatinya. Sedang cabangnya berupa amal-amal shalih yang menjulang ke langit. Pohon itu terus menerus mengeluarkan hasilnya berupa amal shalih di setiap saat menurut kadar kekokohannya di dalam hati. Kecintaan, keikhlasan dalam beramal, pengetahuan tentang hakikat serta penjagaan hati terhadap hak-haknya’.

Diantara para ulama penafsir Qur’an mereka berpandangan bahwa yang dimaksud dengan pohon yang baik itu adalah pohon kurma. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits riwayat Ibnu Umar RA. Dalam kitab shahih. Ar Rabi’ Ibnu Anas mengatakan bahwa orang mukmin itu pokok amalnya menghunjam ke bumi sedang buah amalnya menuju langit lantaran keikhlasannya dalam beramal.

Ibnul Qayyim mengatakan, ‘Tidak ada perbedaan diantara ke dua pendapat itu karena makna yang dimaksud tamsil ini adalah sosok orang mukmin sejati. Sedang pohon kurma adalah sebagai gambaran yang menyerupainya dan dari diri orang mukminlah sebagai sosok yang diserupakannya’. Pohon-pohon keimanan ini tumbuh dan berkembang bahkan menumbuhkan pohon lainnya.

Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid dalam kitabnya Ar Raqa’iq menggambarkan bahwa pohon-pohon itu bak laksana kumpulan tanaman taman nan indah. Setiap orang yang melihat pasti ingin berteduh didalamnya. Setiap melihat buah mesti tangan ingin menjamahnya. Pokoknya taman itu amat menarik hati. Pohon-pohon yang tumbuh di taman nan menawan itu adalah:

1. Syajaratut Tha’ah (Pohon Ketaatan)

Dari tempat kamu berteduh di bawah pohon iman itu kamu dapat mencium aroma wewangian bunga yang semerbak di dekatnya. Itu bersumber dari sebuah pohon yang disebut syajaratut tha’ah, yakni pohon ketaatan. Ia menjadi saksi terhadap keridhaan Allah saat dilimpahkan di hari turunnya ayat berikut:

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)”. (Al-Fath:18)

Orang yang berteduh di masa sekarang akan senantiasa mendapatkan ketenangan hati dan tidak mudah goyah karena faktor terhalangnya mendapatkan sesuatu atau tertinggal olehnya. Ia tetap tabah menunggu kemenangan yang akan diraihnya. Ia juga berada dalam arus gerakan Islam untuk selalu menunaikan tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Ia setia dengan beban yang terpikul di pundaknya. Dengan sikap itu ia mampu meruntuhkan mercusuar kesesatan. Sedang ia telah menyatakan janji setia kepada Islam untuk mati sebagai tebusannya. Pohon ketaatan ini bersumber pada akar pengabdian yang utuh pada Sang Maha Pencipta. Sudah semestinya pohon ketaatan itu tumbuh subur di hati kader dakwah.

2. Syajaratut Tirhab (Pohon Penyambutan)

Pohon ini dinamakan pohon penyambutan. Ini untuk menyambut mereka-mereka yang sedang berjuang untuk mempertaruhkan hidupnya agar meraih kemuliaan di sisi Rabbnya. Jika Allah memilih untuk menimpakan musibah kepadamu sebagai jalan untuk meraih anugerah keridhaan-Nya. Dan kamupun mengalami cobaan berat hingga memaksamu berlindung di bawah syajaratut Tirhab, pohon penyambutan. Ini dilakukan untuk mencari ketenangan di bawah naungannya seraya menggerakkan pokoknya agar melimpahkan sebahagian dari berkahnya kepadamu. Dan engkau melakukan sikap sebagaimana yang dilakukan ibunda Maryam AS. Ketika bumi terasa sempit olehnya. Maka terdengarlah suara yang menyeru kepadanya:

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا . فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا

“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (Maryam: 25 – 26).

Maka engkau mendapat makan dari buahnya yang telah masak dengan rasa puas tanpa berlebihan. Di sana engkau beroleh minuman yang segar dari sungai kecil yang mengalir di hadapanmu dengan mencidukkan kedua tanganmu kepadanya tanpa harus bersusah payah. Pohon ini berdiri pada pokoknya yakni kecintaan untuk menghariba kepada Rabbul Izzati. Dengan penuh ketaqwaan dan keyakinan akan perjumpaannya. Bagi seorang kader dakwah mendekatkan diri untuk menghamba kepada Allah SWT menjadi keharusan. Agar ia senantiasa dalam kondisinya yang prima. Tidak lapar dan tidak pula kehausan. Ia dapat memenuhi hak dan kebutuhan hidupnya dalam memperjuangkan ajaran-Nya.

3. Syajaratul Wafa’ (Pohon Kesetiaan)

Kesetiaan adalah tanda kecintaan. Dan kecintaan merupakan prasyarat dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan kecintaannya. Nabi Muhammad SAW. mempunyai tanaman sendiri sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits, bahwa banyak pohon yang menyaksikan beberapa peristiwa dari perjalanan hidupnya yang mulia. Sebagai isyarat yang menunjukkan adanya hubungan ini. Terkadang sebagai gambaran untuk menyadarkan orang yang lalai. Diantaranya adalah syajaratul wafa’, pohon kesetiaan. Sebagai tanda adanya komunikasi di antara ruh-ruh yang selalu ingat. Pohon ini dapat mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada yang berhak menerimanya serta mengakui kebaikan yang diberikannya.

Ia adalah batang pohon kurma yang merintih saat ditingalkan. Jabir bin Abdullah RA. meriwayatkan, ‘Dahulu ada sebatang pohon kurma yang digunakan oleh Nabi SAW. untuk pijakan tempat berdirinya. Setelah dibuatkan mimbar untuk Nabi, kami mendengar dari batang kurma itu suara rintihan seperti rintihan unta yang sedang hamil besar. Hingga Nabi saw turun dari mimbarnya lalu meletakkan tangannya pada batang itu barulah batang pohon itu diam’. Batang pohon itu mengeluarkan suara rintihan seperti rintihan unta betina hamil besar. Peristiwa ini merupakan salah satu mukjizat Nabi SAW. Sebatang pohon yang diberikan penghormatan kepadanya lalu ia membalasnya. Manakala ditinggalkan ia merasa sedih sehingga kesedihannya itu melahirkan suara rintihan. Sekarang tiada seorangpun diantara kita melainkan di rumahnya terdapat kitab hadits. Seakan-akan Nabi saw berdiri di hadapannya mengajarkan urusan agama dan mengajarinya hukum-hukum syariat Islam. Maka sudah selayaknya bagi manusia seperti kita berterima kasih dan membalasinya dengan ketaatan dan kesetiaan pada ajaran yang dibawanya. Kita telah mendapatkan pelajaran yang amat bagus dari sebatang pohon kurma. Maka kita sebenarnya yang amat patut melakukan hal itu dan menterjemahkannya dalam sikap kita terhadap dakwah dan ajaran ini. Sepatutnya kita pun para kader dakwah merintih karena tidak dapat berbuat banyak untuk memberikan kontribusi pada dakwah ini sebagaimana orang-orang yang disebutkan Allah SWT. dalam kitab-Nya Allah berfirman:

وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ

“Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan”. (At-Tauabh:92).

4. Syajaratut Tsabat (Pohon Keteguhan)

Keteguhan menjadi hal yang amat urgen dalam mengemban amanah mulia. Karena godaan dan rintangan akan selalu datang silih berganti. Karena itu bagi aktivis dakwah ia amat memerlukan pohon keteguhan. Engkau dapat berlindung dibawahnya di hari manusia berpecah belah karena kecenderungannya yang berbeda-beda. Engkau mencari selamat dengan meninggalkan semua golongan yang berpecah belah itu. ‘Sekalipun engkau harus menggigit akar pohon (yakni berpegang teguh pada prinsip meskipun hidup menderita)’.

Oleh karena itu berlindunglah pada pohon keteguhan ini untuk mengeraskan gigitannya. Seandainya engkau bayangkan keadaan yang sebenarnya tentulah hatimu menjadi ragu dan bergetar penuh kecemasan. Antara perasaan takut bila pegangannya mengendur lalu terbawa arus dan harapan untuk tetap bertahan demi mencapai keselamatan.

Akan tetapi sari pati cairan yang dikeluarkan oleh pohon itu membuat kamu segar karena mendapat minuman darinya. Sedang manusia saat itu menjulurkan lidahnya karena kehausan. Tenggorokanmu basah lagi sejuk, sehingga menambah keras gigitanmu terhadapnya, seakan-akan kamu menghisap keteguhan dan kekokohan darinya bagaikan bayi lapar yang sedang menyusu. Pohon keteguhan ini juga menjadi alat Bantu untuk menghadapi cobaan dan ujian komitmen dari berbagai rayuan dunia yang memikat. Dari pohon itu kader dakwah tidak akan goyah karena daya tarik material duniawi yang fana. Ia tidak seperti orang-orang yang lalai dari kesetiaannya karena tergoda oleh ikan-ikan yang bermunculan pada saat mereka harus menunaikan komitmen itu.

وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لَا يَسْبِتُونَ لَا تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

“Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada disekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik”. (Al-A’raf:163).

5. Syajaratul Unsi (Pohon Penghibur)

Pohon ini menjadi penghiburmu di saat kamu sendirian dan kelembabannya meringankan (membasahi) keringnya kesalahanmu. Pohon ini ditanam oleh Nabi saw, saat beliau melalui dua kuburan yang sedang diazab. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Nabi SAW. ‘Beliau mengambil sebatang pelepah kurma yang masih basah. Dan membelahnya menjadi dua bagian lalu menancapkan kepada masing-masing dari kedua kuburan itu satu bagian. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu?’. Rasulullah SAW. menjawab, ‘Mudah-mudahan azab diringankan dari keduanya selama kedua pelepah ini belum mengering’.

Buraidah Al Aslami RA. memahami hal ini sebagai tuntutan yang dianjurkan. Oleh karena itu ia berwasiat agar ditancapkan di atas kuburannya nanti dua batang pelepah kurma. Orang-orang pun mengikuti jejaknya dalam hal ini. Ada kalanya kita tidak dapat terlepas dari dosa-dosa kecil yang mencemari keikhlasan amal kita atau dari keterpaksaan mengejar sisa-sisa yang ada di tangan ahli dunia dari harta yang memperdayakannya. Yang biasa dibarengi dengan begadang yang merusak kesehatan dan dirundung oleh kegelisahan yang membuat diri kita tidak dapat tidur. Sehingga tubuh ini menjadi lemah untuk persiapan kerja di pagi hari. Barang kali dengan meluangkan waktu sejenak untuk berteduh di bawah pohon ini agar dapat meringankan beban hidupmu. Tentu hiburan bagi aktivis dakwah bukanlah dengan lantunan nasyid-nasyid dengan iringan bunyi musiknya atau juga bukan dengan tontonan yang melalaikannya. Akan tetapi hiburannya melalui dengan mengenang sejarah kehidupan umat terdahulu yang diabadikan kebaikannya serta mengingat akan janji balasan yang akan diberikan Allah SWT. pada orang-orang yang beriman. Sehingga dapat menggambarkan kenangan indah di hatinya akan kehidupan orang-orang yang telah berada di negeri cahaya yang penuh berkah.

6. Syajaratul Mufashalah (Pohon Pemisahan)

Pohon pemisahan ini menjadi saksi tentang sempurnanya akan kebersihan sarana yang digunakan oleh seorang muslim dalam mencapai tujuannya yang bersih. Demikian itu terjadi ketika ada seorang musyrik yang ingin bergabung memberikan bala bantuan kepada pasukan kaum muslimin dalam perjalanannya menuju medan perang Badar. Orang musyrik itu memberikan bala bantuan atas dasar fanatisme golongan untuk membela kaumnya. Ketika pasukan kaum muslimin sampai di sebuah pohon besar yang menjadi rambu jalan sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat ‘Aisyah RA. Lalu orang musyrik itu hendak bergabung. Maka Nabi menoleh kepadanya dan mengatakan, ‘Kembalilah kamu, aku tidak meminta bantuan dari orang musyrik’.

Maka ketetapan ini terus berlaku sebagai prinsip yang tidak pernah ada pengecualiannya. Kecuali hanya dalam kejadian-kejadian yang terbatas dan langka. Oleh karena itu prinsip ini tetap menjadi pijakan dalam amal dakwah kita agar tidak mengemis meminta-minta balas bantuan dari orang yang memusuhi dakwah. Apalagi potensi yang dimiliki umat masih melimpah ruah untuk didayagunakan.

7. Syajaratul Istighfar (Pohon Meminta Ampunan)

Pohon istighfar berupa pohon anggur yang banyak buahnya. Apabila ada seorang tamu yang mampir ke rumah pemiliknya maka ia akan memetik setangkai buah itu lalu disodorkan kepadanya untuk mencicipinya. Setelah itu tentu seseorang yang bertandang itu akan merasakan kepuasan yang teramat sangat. Kemudian pada hari yang lain. Isteri pemilik kebun anggur itu mengatakan kepada suaminya. ‘Cara seperti itu tidak etis kepada tamu, sebaiknya engkau ikut memakan separuh jamuanmu guna menyenangkan hatinya dan sekaligus sebagai pernghormatan padanya’. Suaminnya menjawab, besok aku akan lakukan hal itu. Keesokan harinya, setelah tamunya memakan separuh hidangan yang disajikan kepadanya. Lalu lelaki pemilik kebun itu ikut serta memakannya. Tatkala ia mencicipinya terasa anggur itu masam dan tidak enak untuk dimakannya. Ia pun meludahkannya dan mengernyitkan kedua alisnya keheranan atas kesabaran tamunya yang mau merasakan buah seperti itu. Namun tamu itupun menjawabnya. ‘Sesungguhnya aku telah memakan buah ini dari tanganmu sebelumnya selama beberapa hari dengan rasa manis tetapi sekarang ini aku tidak suka memperlihatkan kepadamu rasa tidak enak pada buah ini sehingga membuatmu menyesali pemberianmu yang lalu’.

Apa yang disebutkan di atas ini bukanlah kisah ngawur melainkan sebagai tamsil perumpamaan yyang dibuat untuk para dai yang mengusung dakwah ini. Karena itu dengarkanlah baik-baik. Hal ini merupakan ungkapan kisah yang dijabarkan kepadamu untuk mendekatkan kepahamanmu kepadanya agar mudah kamu cerna.

Tidak seorangpun di antara orang-orang yang ada disekitarmu yang terpelihara dari kesalahan dan benar selalu adanya. Oleh karena itu jika ada saudaramu yang berbuat kekeliruan maka janganlah kekeliruannya itu mendorongmu untuk mendiamkannya tidak mau bergaul lagi dengannya. Tidak sabar terhadapnya atau mendiskriditkannya. Bahkan jangan pula kamu mencelanya melainkan bersabarlah kepadanya. Dan tahanlah emosimu. Dan kamu harus memaafkannya dalam hatimu karena mengingat kebaikannya yang terdahulu dan perilakunya yang baik dan penghormatannya kepadamu. Karena barangkali dia dapat membantumu untuk bertaubat atau menolongmu saat kamu belajar sebagai pelayan pendamping atau teman begadangmu atau dia mengajarkan kepadamu suatu bidang pengetahuan yang diajarkan Allah kepadanya dan hal-hal baru yang belum kamu ketahui.

8. Syajaratuz Zuhud (Pohon Zuhud)

Jika engkau telah beroleh faedah dan menebarkan keadilan maka sudah saatnya bagimu untuk membaringkan diri di bawah sebuah pohon yang ramping lagi banyak buahnya dan bunganya. Keindahannya memukau pandangan orang yang melihatnya dan membuat orang yang menikmati keindahannya berdecak kagum karena selera penanamnya begitu tinggi.

Itulah pohon zuhud. Yaitu pohon yang bersemi di dalam hati. Jenisnya lain dari yang lain. Belum pernah ada seorang pun yang menanam hal yang semisal itu sehingga terlihat sangat indah. Penanamannya menggambarkan pohon itu bagai syair berikut:

Zuhud telah menanamkan pohon dalam kalbuku

Sesudah membersihkannya dari bebatuan dengan susah payah

Dia menyiraminya sesudah menancapkannya ke bumi dengan air mata yang dialirkan

Manakala di melihat burung-burung perusak tanaman terbang mengelilingi pagarnya

Dia mengusirnya

Aku tidur di bawah naungan yang rindang dengan hati yang senang

Dan mengusir semua yang mengganggunya

Kemudian aku berjanji setia kepada Tuhanku

Seperti itulah Bai’atur Ridwan dilakukan di bawah pohon untuk memberikan janji setia. Rasakanlah kamu menjadi salah seorang diantara mereka yang melakukan hal itu. Dan kamu bersama di tengah-tengah mereka. Dirimu dipenuhi oleh semangat bai’at janji setia sampai mati di jalan Allah SWT. demi membela ajaran ini tegak di muka bumi.

9. Syajaratul Hilm (Pohon Penyantun)

Imam Hasan Al Banna telah memahami seni menanam pohon keimanan ini. Karena itu ia menanamkan kepada kita pohon Kesantunan. Beliau menggambarkannya sebagai berikut: ‘Jadilah kamu seperti pohon yang berbuah. Manusia melemparinya dengan batu sedang ia melempari mereka dengan buahnya’.

Sesungguhnya ia telah memberikan gambaran yang baik dan masukan yang berfaedah. Karena sesungguhnya kebanyakan manusia cepat cenderung kepada kejahilan sehingga mendorong mereka untuk mendustakan para da’i dan menyakiti mereka dengan cara batil. Seandainya seorang da’i bersikap jahil seperti orang jahil itu dan membalas keburukan dengan keburukan semisal, niscaya akan lenyap dan pudarlah nilai-nilai kebajikan itu. Sebenarnya sikap yang harus diambil seorang da’i adalah berlapang dada, mengharapkan pahala Allah dan memohon ampunan bagi kaum yang tidak mengerti itu.

Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid menandaskan bahwa pohon keimanan itu mesti diberi pupuk dan disiraminya disetiap waktu. Dirawatnya dengan baik agar tidak dimakan hewan yang mendatanginya atau dihinggapi hama penyakit. Ia pun perlu diselamatkan dari tangan jahil manusia yang sering usil untuk memetik buahnya sebelum masanya. Ia perlu penjaganan yang ekstra agar pohon-pohon itu memberikan buahnya bagi dakwah ini. Itulah Tsamaratud Da’wah (Buah Dakwah). Yakni kader-kader dakwah yang militan yang menyediakan dirinya untuk melayani dakwah ini dan berkhidmat terus demi tegaknya ajaran ini. Bila pertumbuhan kader ini terus tumbuh dari berbagai segmen dan usia secara seimbang maka dakwah ini akan mengalami tingkat produktifitas yang amat tinggi. Intajiyatud Da’wah (Produktivitas Dakwah). Dengan begitu mewujudkan misi utama dakwah ini untuk mencapai perubahan nilai dan norma akan semakin terrealisir.

Allah berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Al-Anbiya:107).

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Dan peranglah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (Al-Anfal:39).


Oleh: Al-Ikhwan.net

2010 : Gerakan Mahasiswa Kembali Menggugat.


Oleh: Sdr. Ridzuan Bin Othman.

Sejarah kebangkitan gerakan mahasiswa pada era 80-an dan 90-an seringkali diertikan sebagai zaman kemuncak perjuangan mahasiswa. Bahkan zaman itu juga kebangkitan mahasiswa semakin memuncak dengan adanya sudut pidato dan segala isu yang menyengat mahasiswa dan masyarakat ketika itu dilontarkan di sudut pidato. Mahasiswa memang menggugat dan bangkit pada masa itu, bahkan gerakan mahasiswa pada masa itu ditekan hebat sehinggalah berlakunya tangkapan terhadap mahasiswa. Tahun berganti tahun..bulan berganti bulan..generasi mahasiswa mulai lemah dan malap dan ditambah lagi apabila wujudnya AUKU yang dipinda pada tahun 1975. Akta ini terus mengongkong mahasiswa ibarat lembu dicucuk hidung.

Segala aktiviti kemahasiswaan dikonkong dan ditapis seboleh mungkin kerana menyedari kebangkitan mahasiswa tidak mampu dihalang dan ditekan. Atas dasar dan faktor inilah mahasiswa terus rebah dan direbahkan oleh sistem yang menyengat dan mengigit mahasiswa tanpa menghiraukan hak-hak dan keperluan mahasiswa dalam konteks untuk berbicara dan berbincang.

Mahasiswa Budak Sekolah??

Era 80-an dan 90-an ditinggalkan jauh dalam lipatan sejarah gerakan mahasiswa. Kebangkitan mahasiswa selepas era ini boleh diibaratkan kemalapan lampu di malam hari. Mahasiswa mulai takut dan tidak berani menyatakan pandangan secara independent selaku 3rd force di dalam masyarakat. Gerakan mahasiswa seakan-akan terhalang dengan suatu jelmaan AUKU menakut-nakutkan mahasiswa dengan undang-undang dan peraturan yang mencabuli hak mahasiswa.

Malah, mahasiswa mulai tunduk dan beriman dengan peraturan ini sehinggakan kelembapan gerakan mahasiswa dapat disedari oleh masyarakat dan tanggapan negatif masyarakat terhadap mahasiswa sebagai student academic jelas menonjolkan sifat mahasiswa sebenarnya. Mahasiswa bukan budak sekolah dan juga bukan pelajar sekolah menengah yang bisa mengikut setiap peraturan dengan tawadu’, tetapi mahasiswa adalah suara ketiga di dalam negara yang akan didengari bila berpencak tentang isu-isu tertentu.

Mahasiswa juga sebagi idola kepada masyarakat umumnya kerana stand yang ada pada mahasiswa boleh digunakan oleh masyarakat di dalam mengutarakan permasalahan yang berlaku jika suara mereka mulai tidak didengari oleh pihak pemerintah. Mahasiswa bukanlah seorang yang datang ke kelas kemudian balik ke kolej kediaman, stdy pelajaran, makan bila lapar dan tidur bila kenyang..Mahasiswa lebih daripada itu..Mahasiswa adalah orang yang juga pergi ke kuliah kemudian balik dan merencana pergerakan dan halatuju mahasiswa di luar bilik kuliah. Inilah erti sebenar gelaran mahasiswa.

Mahasiswa bukan orang biasa dan bukan pula budak sekolah yang boleh diarah-arah sesuka hati. Mahasiswa adalah pemimpin yang menggerakkan sebuah universiti dan pentadbiran di kalangan mahasiswa.

2009 : Mahasiswa Mulai Sedar & Insaf!!!

Gelombang Kebangkitan Mahasiswa mulai terasa pada tahun 2009 dengan gerakan yang tersusun dan teratur oleh

kepimpinan mahasiswa pada era baru ini dan apa yang paling mengejutkan ialah mahasiswa langsung tidak mengendahkan AUKU yang selama ini mengokong gerakan mahasiswa, ini menunjukkan mahasiswa tidak lagi beriman dengan AUKU. Ketidaksetujuan mahasiswa dengan AUKU ini mengheret mahasiswa kejalanan bilamana secara bertulis melalui memorundum sudah tidak dilayan agar AUKU ini dimansuhkan. Mahasiswa turun ke jalanan demi menyatakan pendirian agar AUKU ini dimansuhkan terus di dalam hidup mahasiswa.

2009 menyaksikan satu gelombang baru kearah demokrasi kampus yang adil dan telus dan mahasiswa tidak lagi takut kepada AUKU dan ini sebagai turning point dalam mengerakkan gerakan mahasiswa. 2009 ini juga menampakkan suatu tsunami politik kampus yang baru dalam melakukan perubahan di dalam landskap politik kampus terutama di dalam Pilihanraya Kampus. Beberapa universiti yang sudah sekian lamanya dipimpin oleh Pro-Aspirasi, pada 2009 ini corak pimpinan berubah tangan kepada Pro-Mahasiswa.

Kemenangan di Universiti Malaya dan penambahan kerusi di kampus-kampus lain menunjukkan mahasiswa mulai sedar dan faham dengan situasi politik di dalam kampus dan memerlukan perubahan yang besar di dalam meningkatkan dan merencanakan perubahan terutama kebajikan mahasiswa yang sekian lama terpinggir dan tidak diendahkan. Kemenangan di dalam PRK merupakan mesej yang jelas kepada pentadbiran dan pihak Pro-Aspirasi yang mana mahasiswa tidak lagi takut melakukan perubahan dan menginginkan pemimpin yang boleh membawa suara mahasiswa di peringkat kampus dan nasional.

2010 : Mahasiswa MENGGUGAT!!!

Bara dan semarak perjuangan dari tahun 2009 dibawa kembali ke dalam tahun 2010. Arus perjuangan mahasiswa dan suara keramat mahasiswa menerjah kembali dengan kelantangan pemimpin-pemimpin mahasiswa memperjuangkan isu-isu yang berhubungkait dengan mahasiswa samada di peringkat kampus mahupun nasional. 2010 menyaksikan hambakan arus gerakan yang paling kemuncak setelah mahasiswa malap buat sekian lamanya.

2010 juga merupakan klimaks yang cukup mantap dan pencapaian yang membanggakan buat mahasiswa kerana berjaya membawa isu-isu terkini termasuklah e-voting. Dengan hanyutan isu-isu lama seperti demokrasi kampus yang mati, ketidakadilan di dalam pilihanraya kampus, HEP yang berat sebelah dan beberapa isu besar yang lain dan ditambah lagi dengan isu e-voting yang paling menghantui undi-undi mahasiswa, gelombang kebangkitan amat dirasai khususnya di UM.

2010 juga menyaksikan tekanan yang paling dahsyat dikenakan terhadap mahasiswa melalui penangkapan terhadap mahasiswa yang paling ramai, membuktikan kepada Malaysia bahawa mahasiswa terus mengugat!!!. Penyerahan Memorundum kepada Menteri Pengajian Tinggi di Putrajaya menyaksikan penangkapan terhadap Sdr. Shazni Munir dan seorang wartaman Harakah, Sdr. Zainulfaqar. Mahasiswa turun ke medan jalan raya adalah untuk menghantar pesanan ringkas kepada Kerajaan khususnya bagi mendengar kehendak mahasiswa. Apa guna kita menjadi mahasiswa jika suara kita tidak didengari di peringkat KPT mahupun kerajaan.Dalam penyerahan memorundum ini beberapa tuntutan dari pihak mahasiswa kepada KPT termasuklah jua PEMANSUHAN SISTEM E-VOTING!!!.

Segala tindak tanduk mahasiswa diekori dan dicatat untuk apa?. Adakah mahasiswa ini Pengganas?. Mahasiswa tidak akan menjadi pengganas bahkan mahasiswa adalah orang ketiga di dalam nagara. Kenapa perlu takut berhadapan dengan pendirian mahasiswa?..Peri penting persoalan ini perlu dijawab oleh mereka yang selalu mengacau dan menganggu kehidupan mahasiswa.

Tetapi, jika mahasiswa tidak menggugat tidak sebegini ketakutan pihak-pihak tertentu terhadap mahasiswa. Lebih malang lagi bilamana di dalam kampus UKM, bagi menghalang kegugatan mahasiswa ini, FRU masuk dan menangkap mahasiswa. Ini adalah sejarah 2010 bilamana FRU masuk ke dalam kampus menangkap mahasiswa UKM. Sepatutnya di dalam kampus hanya diselesaikan oleh pihak keselamatan sahaja tetapi lain pula KEGUGATAN MAHASISWA di UKM ini sehingga menghambat penyertaan FRU.

E-Voting : Mematikan Demokrasi Kampus

Pelaksanaan sistem e-voting yang pertama kali di UM membuatkan mahasiswa mula meledak dan tubuhnya sebuah gerakan baru dalam membawa suara mahasiswa bagi memansuhkan sistem e-voting ini iaitu Gabungan Mahasiswa Bantah E-Voting (BANTAH). Sistem yang boleh mematikan demokrasi kampus ini ditentang hebat oleh seluruh mahasiswa UM dan membawa suatu sejarah landskap baru bilamana kesungguhan mahasiswa ‘Menawan Canselori UM’!!

Semangat dan kemaraan mahasiswa ini mengegarkan negara dan kampus-kampus yang lain dan inilah klimaks kepada perjuangan mahasiswa dalam masa terkemudian ini. Mahasiswa memberikan mesej yang jelas kepada pentadbiran dan KPT bahawa mahasiswa tidak rela diperjudikan dengan sistem e-voting ini.

Kegugatan mahasiswa kali ini berbeza jika dibandingkan era 80-an kerana lonjakan semangat ini ditambah dengan henyakan-henyakan dahsyat yang diterima oleh mahasiswa. Mahasiswa dihentam, dihalang dan ada yang ditangkap demi memperjuangkan hak-hak hakiki mahasiswa.

______________________

*Penulis merupakan Jurucakap Gabungan Mahasiswa Bantah E-voting (BANTAH). Boleh melayari laman sosial beliau di http://ridzuan1706.wordpress.com.

Pinda perlembagaan Universiti untuk parlimen mahasiswa



Pinda perlembagaan Universiti untuk parlimen mahasiswa



Pembentukan Parlimen Mahasiswa hanya dapat dilaksanakan selepas kerajaan mewartakan pindaan perlembagaan universiti awam di negara ini.

Menteri Pengajian Tinggi, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin, berkata proses pindaan perlembagaan yang membabitkan 18 universiti awam itu kini pada peringkat akhir.

“Untuk mewujudkan Parlimen Mahasiswa, kita perlu menunggu penggazetan pindaan perlembagaan universiti. Perkara ini kini berada pada peringkat Peguam Negara,” katanya selepas melancarkan Koleksi Kaum Peranakan Asia Tenggara di Universiti Sains Malaysia (USM) di Georgetown, hari ini.

Beliau berkata, kerajaan sedang dalam proses meminda perlembagaan universiti awam supaya ia selaras dengan Akta Universiti Kolej Universiti (Auku).

Pada 7 Januari lalu, Yang Dipertua Majlis Perwakilan Pelajar (MPP) USM, Mohamad Shafiq Abdul, telah menyerahkan kertas cadangan kerangka penubuhan Parlimen Mahasiswa kepada Kementerian Pengajian Tinggi untuk dipertimbangkan.

Penubuhan Parlimen Mahasiswa itu dicadangkan golongan mahasiswa yang mahu satu saluran bagi menyuarakan pandangan dan pendapat mereka.

Dalam perkembangan lain, Mohamed Khaled menasihati golongan mahasiswa supaya tidak terbabit berkempen pada pilihan raya kecil bagi kerusi Parlimen Hulu Selangor, 25 April ini.

“Kita akan memantau supaya golongan mahasiswa tidak turut serta dalam kempen pilihan raya itu,” katanya.

- Bernama

Dari Mahasiswakini.com


UCAPAN DASAR

PRESIDEN PERSATUAN i RAKAN 2009/2010

SEMPENA MESYUARAT AGUNG TAHUNAN KALI KE-2

Bismillahir Rahmanir Rahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

الحمد لله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده و هزم الأحزاب وحده
والصلاة والسلام على النبي المصطفى المبعوث رحمة للعالمين
امام المتقين وقائد الدعاة والمجاهدين
ونسلم على سائر أصحابه ومن اقتدى بقدوته الى يوم الدين



Assalamualiakum wbt.

Yang Dihormati Pengerusi Tetap,seluruh para perwakilan dan pemerhati ,muslimin dan muslimat yang dikasihi sekalian.Seterusnya diucapkan selamat datang (Ahlan wa sahlan wa Marhaban bikum) kepada semua sahabat seperjuangan,para tetamu jemputan serta para pemerhati yang sudi memeriahkan Muktamar Unisel kali ke 2 ini.Muktamirin dan Muktamirat yang dirahmati Allah sekalian,pertama-tamanya marilah kita semua melafazkan Alhamdulillah bagi menyatakan kesyukuran yang tidak terhingga kepada Allah s.w.t kerana dengan hidayah Nyalah kita beristiqamah dalam landasan perjuangan membawa obor penyelamat untuk menerangi ummah dan seterusnnya ,melangsungkan perjuangan islam yang wajib diteruskan.Marilah kita terus beriman dengan aqidah perjuangan dan sepenuhnya yakin dengan janji Allah untuk kemenangan dunia dan akhirat walaupun banyak dan susahnya cabaran dan jauhnya perjalanan.

Firman Allah s.w.t.Maksudnya :

“Dia mengampunkan dosa-dosa kamu dan memasukkan kamu kedalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai dan disediakan kepada kamu tempat-tempat kediaman yang baik didalam syurga-syurga ‘And,itulah (kemenangan di Hari Akhirat) kemenangan yang sangat besar dan yang lain kamu sangat menyukainya iaitu pertolongan Allah dan kemenangan yang hamper (didunia) dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”

Muslimin Muslimat sekalian

Hasil daripada pengorbanan para sahabat yang lepas telah wujudnya Persatuan i Rakan yang mana tetap membawa risalah islam.Maka pada hari ini merupakan hari yang perlu didokumentasikan dalam lembaran sejarah bagi Muktamar kali ke-2 Persatuan i Rakan.Alhamdulillah setinggi-tinggi kesyukuran kita panjatkan kepada Allah s.w.t yang telah merancang segala-galanya bagi memperkukuhkan lagi Persatuan i Rakan kerana kita manusia hanyalah pelaksana kepada perancangan yang maha merancang.Terkenang saya ketika permulaan saya memegang taklifan (tanggungjawab) sebagai pemimpin untuk organisasi ini.Dalam setahun sepanjang Persatuan i Rakan ini,pelbagai mehnah dan tribulasi yang dilalui oleh ahli i Rakan umumnya dan pimpinan i Rakan khususnya menyebabkan pelbagai konflik dalaman dan luaran yang dihadapi,tetapi dengan penyusunan semula gerak kerja dan sistem pengurusan, Persatuan i Rakan dapat berdiri gah dan kukuh dalam konteks mewakili mahasiswa islam di UNISEL dan menyampaikan mesej dakwah.Semua ini ,kita pandang positif kerana berjayanya seseorang itu belajar daripada kelemahan ,juga suasana persekitaran yang mencabar.

FirmanAllah s.w.t.Maksudnya :

Wahai orang-orang yang beriman ! Jadikanlah diri kamu pembela-pembela (agama ) Allah sebagaimana (keadaan penyokong-penyokong) Nabi Isa Ibni Maryam (ketika ia) berkata kepada penyokong-penyokongnya itu,siapakah penolong-penolongku (dalam perjalanan ku) kepada Allah (dengan menegakkan agamanya)?Mereka menjawab : kamilah pembela-pembela (agama) Allah! (setelah Nabi Isa tidak berada diantara mereka) maka sepuak dari kaum Bani Israil beriman dan sepuak lagi (tetap) kafir .Lalu kami berikan pertolongan kepada orang-orang yang beriman untuk mengalahkan musuhnya,maka menjadilah mereka orang-orang yang menang.

Setelah selama satu tahun,Alhamdulillah persatuan i Rakan semakin teguh dan perjuangan ahli semakin jelas dalam memacu pergerakan persatuan i Rakan.Marilah kita sama-sama terus memperteguh dan memacu persatuan kita untuk berhadapan dengan pelbagai jenis cabaran yang akan sentiasa ada dihadapan mata kita.Kita tidak pernah mengalah untuk terus berjuang menerusi wadah yang terbentang bagi mencapai perjuangan kita iaitu Islam.

Firman Allah s.w,t. Maksudnya :

“sesungguhnya agama disisi Allah adalah islam”

Dan jadikan islam itu sebagai cara hidup kita.”islam Is The Way Of Life”.Bersiap-sedialah dengan pelbagai ujian yang akan datang dari segenap sudut perjalanan perjuangan sehingga ke hari kiamat.Marilah kita mengikhlaskan niat dan amal perbuatan kita semata-mata kerana Allah ,untuk melaksanakan tugas dan amanah yang amat berat dimuka bumi ini.Perjuangan kita tidak terhenti dikampus sahaja kerana cabaran luar lebih getir untuk kita turun kepada masyarakat luar.Dan wadah yang kita lalui sekarang ini hanyalah medan mendidik kita bagaimana yang kita akan jadi kelak.Kampus merupakan kilang melahirkan produk yang professional yang serba boleh.Senjata utama yang kita ada sebagai mahasiswa yang ditakuti oleh musuh hanya dua ,iaitu keberanian dan keintelektualan.Inilah yang digeruni musuh kelahiran pejuang kampus.

Muktamirin dan Muktamiran yang dirahmati Allah sekalian,

Asas pembentukan sesebuah persatuan Islam adalah Tarbiyah.Teguh penyusunan tarbiyah,maka utuh atau kuat asas pembentukan persatuan islam tersebut.Perlu diingatkan,Tarbiyah bukanlah hanya catatan diatas lembaran kertas semata-mata atau hanya bercakap kosong sahaja tetapi perlulah dilaksanakan diperingkat Organisasi.Kerana tarbiyah merupakan satu perlaksanaan dalam pembentukan ahli persatuan islam kepada peringkat seterusnya yang lebih mantap.Penyusunan tarbiyah yang tersusun rapi amatlah penting bagi sebuah persatuan Islam.Dan biarlah rekacipta penyusunan itu bersesuaian dengan waqi’e (keadaan) masing-masing.Ia umpama legend bagi seorang pengembara dalam menuju matlamat destinasi.Begitu juga dengan kita dalam mencapai matlamat daulah islamiyyah berjuang bersama pejuang-pejuang dunia dalam mengembalikan apa yang telah terlepas di era Turki Uthmaniyah.Perancangan perlulah sesuai dengan semasa.Keran setiap tempat adalah berbeza geografinya.Yang diutamakan adalah perlaksanaan.Bagaimana kita melaksanakan dengan istiqomah,husnuzzan (bersangka baik) dan perlaksanaan itu lebih baik dari sebelumnya.Bagaimana sirah Rasulullah s.a.w mengukuhkan 10 tahun penyusunan dalam mentarbiyah aqidah sahabat-sahabat suapaya tetap kaki mereka dalam perjuangan Islam.Sehinggalah mereka diuji dalam konteks jamaah(kumpulan) yang merangkumi keseluruhan aspek pengorbanan.Semua ini dilakarkan oleh Allah s.w.t didalam surah al –Anfaal.Hanya berbekalkan keyakinan dan kebenaran janji Allah,mereka tetap mara kehadapan walau jumlah yang sedikit,ketiadaan senjata serta kurangnya pengalaman dalam peperangan yang sebenar.

Muslimin muslimat sekalian,

Tarbiyah merupakan akar bagi sesebuah gerakan itu.Tarbiyahlah persatuan kita ini sehingga menjadi seperti pohon yang mempunya batang yang kuat,ranting yang banyak,daun yang menghijau dan menghasilkan buah untuk kebaikan orang lain serta menjadi tempat berteduh.Dan tarbiyahlah diri kita menjadi sperti pokok tongkat Ali.Biar kecil,kerdil,kering,tetapi teguh akarnya dan menguatkan orang lain.Malah memberi manfaat kepada yang memerlukannya.Daripada benih yang baik akan keluar akar yang elok,Daripada usrah yang mantap akan lahir mujahid yang kuat.

Tarbiyah ini kita boleh mengelaskan kepada Tarbiah Ruhiyyah,Tarbiah Aqliyyah dan Tarbiyah Jasadiyyah.Untuk melahirkan dan menjadi pemimpin yang hebat,perlu ada ketiga-tiga ini didalam diri mereka.Seperti contoh sebagaimana Salahuddin al –Ayubi merampas kembali Palestin dan Sultan Mohamad al-Fateh menawan kota Kostantinopel.Kekuatan roh mereka dengan Allah,Kekuatan jasad berada di hadapan saf peperangan dan kekuatan akal merancang sehingga mendapat kemenangan.Bagi pejuang islam,tarbiyah merangkumi keseluruhan aspek kehidupan.Kita tidak akan mendapat kemenangan selagi mana kesempurnaan tarbiyah tidak tercapai.

Kampus adalah titik mula medan tarbiyah sebagai bekalan diluar.Pimpinan wajib memimpin persatuan Islam mangatur,mengurus dan melaksana tarbiyah agar dapat membekal produk yang berkualiti kepada masyarakat kelak.Dan ahli wajib mengikuti segala yang dirancang oleh pimpinan.Usrah perlu dicatur dengan sistematik dan pengisiannya perlulah tersusun.Muqayyam dan kem perlu hikmah agar ukhuwah,pengorbanan dan daya tahan menguatkan lagi mental dan fizikal ahli.Ceramah umum,kuliah-kuliah perlu diadakan dan diikuti sabagai tambahan ilmu.Rehlah,kursus motivasi dan kepimpinan,mendaki,khidmat masyarakat ,ziarah kampus lain itu akan membuka minda ahli Persatuan Islam.Berorganisasi,merancang program,pilihanraya.Ini merupakan medan Siasah yang akan menajamkan lagi akal fikiran kita menjadi pemimpin yang bijaksana.Jangan dilupakan qiamullail,iftar,solat berjemaah,zikir mathurat,solat-solat sunat,tadarus al-quran,ziarah hospital dan kubur,muhasabah diri.Itu semua akan menguatkan roh kita kepada Allah.Cabaran kepada pimpinan untuk melaksanakan semua ini dalam jangkamasa yang singkat kepada ahlinya.Bukti terkini kita boleh mengambil contoh gerakan dunia ikhwan muslimin yang diasaskan as syahid Imam Hassan al –Banna.

Muktamirin Muktamirat sekalian

Ancaman terbesar bukanlah ancaman daripada pihak luar.Tetapi ancaman yang terbesar adalah ancaman diri kita sendiri.Iaitu ketiadaan kepercayaan (thiqah),akal fikiran,kesungguhan,pengorbanan,husnuzzan (bersangka baik),pengurusan masa dan kemalasan sebagai mahasiswa.Sebagai contoh,bagaimana hendak dijadikan contoh sekiranya hebat dilapangan tetapi lemah dalam akademik.Bukankah ini hanya akan menjadi fitnah kepada islam itu sendiri.Lemahnya dalam pengurusan masa,kekuatan akal dan kebijaksanaan menyebabkan kita terkandas dalam pelajaran.Akademik perlu diutamakan kerana ia akan menjadikan seorang yang dihormati dan kelak menjadi pejuang yang professional.Tetapi tidak dengan keutamaan akademik ini,kita membelakangkan gerak kerja islam.Kerana kampus adalah medan tarbiyah kita.Sebagai seorang mahasiswa,golongan intelektual,biar kita meletakkan keduanya selari diatas landasan utama.Bijak mengurus,mengatur strategi diri serta sentiasa mempunyai keazaman yang tinggi adalah kunci kejayaan mahasiswa kampus.Kita mahasiswa kampus adalah harapan masyarakat diluar.Kerana mereka amat-amat memerlukan mahasiswa-mahasiswa dari golongan professional / umara’.Dimana lahirnya golongan umara’ ini kalau bukan daripada kampus?Maka kita pembekal dan bertanggungjawab untuk memikul tanggungjawab ini.Kemenangan Hamas majoritinya adalah sumbangan daripada pejuang-pejuang umara’.Golongan doktor,professor,engineer,guru,arkitek,semua ini mereka hafiz quran dan faham kepada perjuangan menegakkan islam.Nabi s.a.w pernah berpesan,jika ada golongan umara’ yang memahami islam,naikkan dia sebagai pemimpin kamu sedang Ulama’ disampingnya.

Sahabat sahabiah sekalian,

Mari kita bedah diri kita,apakah dakwah kita ini benar-benar diterima masyarakat?Apakah perbuatan kita menyampaikan Islam ini benar-benar sampai kehati kawan-kawan kita?Adakah kita ini hanya ingin menyatakan kita bawa Islam tetapi kita tidak mengamalkan ajarannya?Cukupkah ilmu yang ada dalam diri kita ini untuk disampaikan kepada yang lain? Bagaimana pula dengan kefahaman kita kepada ilmu Islam,adakah kita sudah memahaminya?

Sasaran dakwah kita adalah manusia yang mempunyai pelbagai latarbelakang.Dan tujuan kita berdakwah adalah untuk memahamkan mereka tentang Islam sebenar dan bawa mereka bersama-sama dengan kita agar mereka faham sepertimana kita faham.Yang terpenting sekali dakwah kita ini biarlah berhikmah.Maksud hikmah disini adalah mereka boleh menerima kata-kata dan perbuatan kita.antara guna tangan,kata-kata atau perbuatan.Mari sama-sama kita wujudkan Persatuan kita disenangi masyarakat UNISEL.Sebagaimana Parti Keadilan Sejahtera (PKS) disenangi oleh masyarakat Indonesia.Mereka amat-amat menjaga kebajikan rakyat dan menegakkan keadilan bukan menghukum.Sebagaimana mereka berdakwah melalui muzik yang diterima sehingga ke Malaysia.Kita bukan penghukum,hendak menghukum seseorang itu kafir atau munafik.Tetapi kita adalah pembimbing dan penasihat.Orang melabel kita penghukum,perampas ,pemusnah,pemecah belah dan sebagainya.Tetapi pernahkah kita mendengar daripada mulut-mulut mereka kita ini adalah pembimbing?kita adalah penjaga kebajikan mereka?Rasulullah s.a.w diterima masyarakat kerana akhlak baginda.Kata-kata nabi s.a.w amat sedikit.Masyarakat ketika itu amatlah mengasihi nabi atas kerana perbuatan nabi,sehinggakan ada yang sanggup mematahkan giginya sendiri bila mendapat khabar berita gigi Nabi s.a.w patah ketika peperangan.

Suka saya ingin membaca surah Al-Lumazah,yang memberi pengajaran untuk kita bersama sebagai seorang manusia yang perlu berhati-hati dalam setiap percakapan yang kita ingin cakapkan.

Sahabat Sekalian,

Allah s.w.t berfirman yang bermaksud,

Dan sediakanlah untuk menentang mereka (musuh yang menceroboh) segala jenis kekuatan yang dapat kamu sediakan dan dari pasukan-pasukan berkuda yang lengkap sedia,untuk menggerunkan dengan persediaan itu musuh Allah dan musuh kamu serta musuh-musuh yang lain dari mereka yang kamu tidak mengetahuinya,sedang Allah mengetahuinya dan apa sahaja yang kamu belanjakan pada jalan Allah akan disempurnakan balasannya kepada kamu dan kamu tidak akan dianiaya

Muktamirin Muktamirat yang dikasihi Allah sekalian

Jauhilah daripada bercinta tanpa ikatan.Kerana ia akan hanya menghilangkan keberkatan kita dalam membawa Islam.Malah punca kejatuhan Organisasi Islam berpunca daripada kita sendiri.Berapa banyak organisasi lumpuh dan gugur kerana maksiat ini.Ada yang ahlinya menyimpan gambar dan video lucah,gambar telanjang kekasihnya.Malah kekasihnya itu sama ahli dalam organisasi tersebut.Ini memang tidak dinafikan juga dalam Organisasi Islam sendiri.Ada muslimat dalam organisasi Islam dalam kampus hebat lantang tetapi keluar bersama pasangan sehinggakan berpegang – pegangan tangan.Untuk mengelak daripada diketahui,muslimat sanggup membuka tudungnya.Malah sanggup juga mengatakan kepada rakan seperjuangan adik angkat atau abang angkat.Tidak lupa juga kepada muslimin .Nauzubillah semoga kita dijauhkan daripada semua ini.Organisasi Islam bangun kerana perbuatan jemaah,jatuh juga kerana perbuatan jemaah.Kerana nila setitik,habis rosak susu sebelanga.Jika kita tiada sumbangan dalam membangunkan Organisasi Islam,tetapi jangan sampai kita yang menjadi punca runtuhnya gerakan.

Dikesempatan ini kami pimpinan Persatuan i Rakan0910 ingin mengambil kesempatan untuk mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga kepada TNC HEP,UNiT HEP,Pengerusi dan Jawatankuasa Muktamar kali ke 2,Petugas-Petugas dan semua pihak yang menjayakan Muktamar ini.Mudah –mudahan segala amal ini mendapat ganjaran pahala disisi Allah s.w.t.

Akhir kalam saya ingin memetik beberapa maksud daripada ayat suci al-quran :

“sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agamanya).Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”

“Allah pelindung orang-orang yang beriman.Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekufuran) kepada cahaya (iman)”

“Tetapi (ikutilah Allah),Allahlah pelindungmu dan Dia lah sebaik-baik penolong”

“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah,Rasulnya dan orang-orang yang beriman ,yang mendirikan solat dan menunaikan zakat,seraya mereka tunduk (kepada Allah)”

“katakanlah,sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apay yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.Dia lah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”

Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.Orang orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.

Yang demikian itu kerana sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan kerana sesungguhnya orang kafir itu tiada mempunyai pelindung.

Wallahualam….


Apabila dibebaskan Kota


Kostantinopel itu


Maka sebaik-baik Raja itulah


Rajanya,Sebaik-baik tentera


itulah tenteranya


Kalendar

About Me

My photo
Merupakan anak ke 7 drpd 11 orang adik beradik. "jika ada di antara kamu dua puluh Yang sabar, nescaya mereka dapat menewaskan dua ratus orang (dari pihak musuh Yang kafir itu); dan jika ada di antara kamu seratus orang, nescaya mereka dapat menewaskan seribu orang dari golongan Yang kafir, disebabkan mereka (yang kafir itu) orang-orang Yang tidak mengerti". (Anfal:65)


Kata-Kata Hikmat


"Belajar sambil mencabar, pengetahuan tidak terjuntai seperti pisang, bangsamu tidak termaju tanpa pemimpin, biarlah mahasiswa mencabar asalkan sambil itu mereka belajar.." - Prof Ungku A. Aziz.


"ALANG-ALANG BERJUANG ISLAM,BIAR SAMPAI KEMENANGAN ISLAM"


"KALU NAK JADI BERANI,KENO PEHE UNDANG2"


GAMIS

GAMIS

PUM

Pro Mahasiswa

Pro Mahasiswa

GMMA

GMMA

PMN

PMN

REAL

REAL

:: Tazkirah bersama Da'ie ::


"Golongan MUDA kaya dengan speed,
Golongan TUA kaya dengan pengalaman,
Maka kedua-duanya perlu bersatu untuk menghasilkan gerakan yang MAJU dan LAJU..."

5 Dugaan Orang Mukmin


1) Mu'min yang dengki padanya
2) Munafiq yang benci padanya
3) Kafir yang memeranginya
4) Syaitan yang menyesatkannya
5) Nafsu yang sering bertarung untuk mengalahkannya


Mujahid di tengah medan bagai singa mengganas,

Muhajir di dalam diri bagai seorang anak merintih sayu,
Mujaddid di tengah umat bagai pakar mengatur rencana,
Muttaqin menghadap Ilahi bagai hamba mendapat syurga.
Inilah jalan menuju bahagia.
3 AMALAN YANG MENGHAPUS DOSA:

1.Menyempurnakan wuduk

2. Memeperbanyakkan langkah ke masjid.
3. Menunggu waktu solat